Pakaian serba
hitam dan ikat kepala khas Sunda yang dikenakan karyawan KPH Bandung Utara pada
perhelatan upacara peringatan HUT RI ke 68, menjadi pembeda dengan peringatan
hari ulang tahun kemerdekaan sebelumnya. Tema pelestarian kearifan lokal (local
wisdom) memang sengaja diusung KPH Bandung Utara.
Apa gerangan yang
membuat KPH Bandung Utara kepincut mengusung kearifan lokal Sunda pada perayaan
HUT RI kali ini ? Ya, kekayaan yang bersumber dari kearifan lokal Sunda memang
tengah digaungkan KPH Bandung Utara. Upaya ini tiada lain untuk memperkaya
cakrawala tentang pengelolaan hutan di wilayah KPH yang dikenal dengan hutan
pinusnya yang eksotik.
“ Tema ini
mengingatkan bahwa nilai kearifan lokal itu luhur. Ada Tritangtu dan
sustainable development juga ada dalam kearifan lokal kita. Seperti di Kampung
Naga itu ada hutan larangan dan lainnya, dan itu merupakan prinsip pengelolaan
hutan lestari. Semangat ini yang mau kita angkat,” kata Administratur KPH
Bandung Utara Tri Lastono di Cikole Jayagiri Resort.
Lebih dari itu, KPH
Bandung Utara juga mendorong kearifan lokal menjadi komponen yang bisa meningkatkan
daya jual produk wisata KPH Bandung Utara. Berbagai budaya kaulinan (permainan)
Sunda seperti egrang, sapintrong, gebug bantal, dan kuliner sunda seperti
karedok , buntil, ulukuteuk leunca, oyek sampe dan oseng pucuk pakis khas
Cikole yang memeriahkan peringatan ulang tahun kemerdekaan RI kali ini, akan
dihadirkan melalui kemasan festival Budaya Sunda. Rencananya festipal kearifan
lokal sunda akan dijadikan kalender even tahunan di Cikole Jayagiri Resort.
Sementara itu
menurut Wakil Admninistratur KPH Bandung Utara Ida Saepudin spirit kearifan
lokal berhasil menciptakan suasana yang cair dan penuh keakraban antar sesama
karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar